Rabu, 01 Juni 2011

awal mula perjalanan (Pesantren)

Kyai Sulthon Abdul Hadi PPBU Tambakberas Jombang

sosok yang mulia ini. tak akan tergantikan dalam perjalanan ini, seorang yang sabar dan tlaten yang mendidik kami dalam kebaikan, yang mengajari kami bagaimana hidup lurus, yang membimbing kami dalam kebaikan dan yang telah sabar menasehati kami dalam setiap kenakalan kami.

seorang ayah kedua dalam kehidupan ini, dalam perjalana kisah ini, dan sosok yang begitu teguh pada pendirian dan prisipnya. yang selalu mendukung kami pada cita-cita kami, yang membebaskan kami untuk berkiprah dimanapun kami berada, dan yang selalu mendoakan kesuksesan para santrinya dalam kehidupan ini. 

hanya ada ucapan terima kasih dan terima kasih pak kyai, atas segala kebaikan panjenengan atas segala jasa yang telah pak kyai lakukan pada kami para santri yang sering melanggar aturan dan tata tertib, dengan segala kesabaranmu kadang tatkala menjatuhkan hukuman selalu ada wajah ketidakpuasan, selalu ada wajah keengganan dan penolakan, tapi dengan kecintaan kepada santri engkau tetap menghukum kami dengan hukuman yang mendidik kami. tapi kami tahu dibalik hukuman itu engkau selalu mendoakan kami setiap malam, menangisi segala tingkah laku kami dan memohonkan pada Alloh agar kami menjadi orang yang berguna bagi Agama, Nusa dan bangsa.. matur nuwun pak kyai. semoga segala kebaikan panjenengan dibalas dengan kebaikan oleh Alloh SWT.

banyak kenangan yang akan kami bawa dalam perjalanan hidup ini, tentang kisah hidup kami dipesantren PPBU Tambakberas Jombang, terima kasih abah begitu kami memanggil mu dengan sebutan abah, banyak hal yang kami ingat dari mu mungkin yang kami tidak bisa contoh adalah setiap malam dengan detemani lampu belajar, Panjenengan tetap istiqomah untuk membuka kitab-kitab dan selalu istiqomah untuk belajar, kami yang jadi santri malah tidak bisa meniru ini. setiap malam malah kami habiskan pada warung-warung kopi terdekat dipondok, seringkali kami mengintip dari balik jendela tentang kebiasaan panjenengan ini. nyuwun pengampunten abah.. 

ini adalah rumah kedua bagi kami pak kyai dan mohon izin untuk mengeklaim ini bagi kami para santri, mohon izin pak kyai untuk tetap dibukakan pintu setiap kami kangen dengan suasana pesantren ini, mohon izin pak kyai untuk dibukakan pintu ndalem panjenengan setiap kami ingin sowan balik kerumah ini. dan mohon izin pak kyai agar kami juga memeiliki dan merupakan bagian dari sejarah rumah ini. 

kelak kami akan menceritakan pada anak cucu kami, bahwa itu adalah rumah ayah dan kakek dulu dan sampai hari ini. masuklah untuk menuntut ilmu dan mengabdi pada beliau nak. 

lorong ini adalah bagian dari hidup kami, bagian dari mulainya awal perjalanan kami sebagai seorang manusia dan santri, sebuah lorong yang akan selalu mengingatkan kami pada jalan menuju rumah kami..

Matur Nuwun pak kyai...
doa kami akan selalu kami haturkan untukmu, para guru-guru kami


in memorial PPBU Tambakberas Jombang

awal perjalan ini

Alhamdulillah, mulai lagi menulis kisah-kisah gila
sambil ditemenin secangkir jahe merah hangat, ditambah krupuk
(sudah lama melupakan kopi dan sebatang rokok, Alhamdulillah)
dimulailah awal catatan ini. catatan yang berserakan ini sudah akan disusun ulang
oleh orang baru tentunya hm.. apa bedanya orang lama dan orang baru lho?

sama sebenarnya. tapi Insya Alloh sudah lain sifat kok. hm.
Puji Syukur Alahmadulillah kehadirat Alloh SWT  atas limpahan nikmat dan kasih sayang yang selalu dicurahkan pada hambanya ini, Sholawat serta salam tetap kepada manusia yang mulia di akhir zaman ini Muhammad SAW, atas segala contoh yang ia berikan kepada ummatnya, teriring doa tetap kami haturkan kepada para pemimpin kami supaya diberikan petunjuk memegang amanah dengan benar, para guru kami yang telah setia mendidik kami dengan kesabarannya. dan pada ibundaku yang telah dipanggil kehadirat sang pencipta semoga diampuni segala kesalahannya, dan diterima segala amal baiknya. kepada seorang laki-laki tua yang telah mendidik kami kepada kebaikan, yang telah sabar menyanyangi kami dengan segala keterbatasannya, Ayahandaku. semoga tetap diberika kemudahan dalam setiap mujahadah usahanya.. Amiin

semoga catatan ini bisa kontinu dibuat terus menerus walaupun tidak banyak manfaatnya dari sisi pembaca, mungkin hanya sekedar menyalurkan hobi menulis yang lama sudah ditinggalkan karena kesibukan yang ada.


jakarta, dibawah mendung yang gelap...
aku memulai niat menuliskan apa yang ingin aku tuliskan secara istiqomah...
Amiin.. semoga diberikan kemudahan
1 Juni 2011